Senin, 02 Juni 2014

Rasa Yang Tak Terungkap

Masa-masa SMA adalah masa yang dianggap sebagai masa paling indah dan berkesan. Di masa inilah, seorang remaja dianggap sudah mulai beranjak lebih dewasa. Tak heran, banyak orang sering mengaitkan masa-masa SMA dengan kisah kasih atau masa-masa yang penuh kisah percintaan. Banyak orang pun berharap dapat menemukan cinta sejatinya di masa SMA ini, seperti yang sering dikisahkan dalam cerita-cerita roman atau film.
            Pendapat khalayak tersebut nampaknya sudah nancep di pikiran Jude, yang baru saja mengenakan baju putih abu-abu. Dia mulai meraba-raba apa yang akan terjadi pada masa-masa SMA-nya nanti. Mungkin akan ada banyak kisah cinlok alias cinta lokasi, atau malah sebaliknya? Who knows? Just let it flow saja.
            Kehidupan SMA yang baru, akan segera dia rasakan sesaat setelah bunyi bel masuk berbunyi. Setelah melewati MOS dan segala tetek-bengek-nya, akhirnya dia dapat bernafas lega karena kehidupan SMA yang sesungguhnya akan segera dimulai. Namun, saat menjalani hari pertama di sekolah, rasanya sangat flat dan waktu jadi terasa berjalan sangat lambat.
            “Di sini ada banyak organisasi dan kita bisa aktif di salah satu atau beberapa organisasi. Hmm... tapi kenapa aku jadi galau begini ya? Apa karena terlalu banyak pilihan?” ujar Devi yang duduk di sebelah Jude. Wajahnya tampak bosan dan bingung. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.
            “Jadi, sedari tadi kamu nggak mendengarkan materi pembelajaran?” Judea balik bertanya.
            “Dengar sih dengar, tapi nggak terlalu konsentrasi juga karena semuanya membosankan. Aku bingung mau ikut organisasi yang mana. Kamu sudah ada gambaran belum?”
            “Kalau aku sih, mau aktif di organisasi kerohanian saja. Hehehe.”
            Itulah pilihan yang telah dibuat oleh Jude. Si gadis berambut panjang tersebut memilih untuk aktif di sebuah organisasi kerohanian. Organisasi itulah yang mengakrabkan dirinya dengan kakak-kakak kelas. Tidak ada perasaan spesial dari dirinya kepada senior cowok di organisasi tersebut. Tetapi ada seorang senior yang sepertinya mempunyai perasaan spesial kepadanya. Nama senior itu adalah James. Semenjak mereka terlibat obrolan yang cukup hangat di acara ulang tahun sekolah, nampaknya ada sebuah ‘rasa’ yang menusuk hati James.
            Semenjak kejadian tersebut, kehidupan Jude berjalan seperti biasanya. Namun, ada yang sedikit berbeda. James mulai melakukan PDKT. Tetapi, nampaknya Jude tidak terlalu merespon hal tersebut. Dia hanya menganggap James sebagai kakak kelas yang teladan. Sampai pada akhirnya, ada seorang senior lain yang lebih berhasil meraih hati Jude dan mereka pun jadian. Karena James tahu Jude sudah jadian, dia mulai mundur perlahan, menjaga jarak dan tidak menghubunginya lagi.
            Beberapa bulan berlalu, kehidupan Jude berubah. Dia dan cowoknya break up. Namun, yang membuat heran adalah James datang dan kembali masuk dalam kehidupan Jude. James memang tidak pernah secara frontal berusaha untuk mengambil hatinya atau menunjukkan rasa yang dipendamnya terang-terangan. Dia pun terkadang terkesan jaim. Tetapi, bentuk perhatian dan rasa yang diberikan kepadanya sungguh dirasakan berbeda. Cewek itu peka. Sebagai cewek, Jude tahu apa yang sebenarnya terjadi.
            Setahun hampir berlalu dan James akan segera pergi ke luar kota untuk melanjutkan studinya. Selama itu pula, tidak pernah ada kepastian dari James akan perasaannya kepada Jude. Jude pun tidak pernah menuntut penjelasan atau kepastian apapun meskipun akhirnya, dia mulai membuka hati untuk James.
            Aku tahu ini bukan rasa kepedean atau ke-GR-an. Aku tahu sebenarnya dia menyukai aku. Untuk apa dia mau repot-repot pinjam buku ke rumahku yang jauh? Untuk apa dia mau repot-repot jemput aku ke pesta ulang tahun? Untuk apa juga dia mau repot-repot mbeliin oleh-oleh dari luar kota dan mengantarkan ke rumahku? Tapi, kenapa dia nggak pernah mengatakan perasaannya kepadaku? Apakah dia sudah berkomitmen untuk nggak berpacaran dulu? Hati Jude terus bertanya-tanya, bahkan sampai saat ini. Yang membuatnya bingung sampai sekarang adalah mengapa James tidak pernah mengatakan perasaannya kepada Jude.
            “Jujur saja, sekarang aku sudah punya perasaan sama dia. Tapi sebagai cewek, aku nggak mungkin mengungkapkan hal ini kepadanya,” curhat Jude kepada Sinta, sahabatnya.
            “Hmm... Sulit juga ya, kalau ada di posisimu. Kamu sabar saja. Mungkin dia memang menyukaimu, tapi dia nggak ingin kehilanganmu. Makanya, dia nggak pernah ngungkapin perasaannya ke kamu,” kata Sinta.
            Jude merasa kata-kata sahabatnya cukup masuk akal dan benar.

            Hari itu pun tiba. James sudah pergi ke Jakarta. Kepergiannya hanya menyisakan sebuah rasa yang tak pernah terungkap dan bisa jadi tidak akan pernah terungkap. Meskipun dia sudah berjauhan dengan Jude, dia tetap berusaha menghubungi Jude dan mereka tidak pernah lost-contact sampai detik ini. Jadi, inikah yang dinamakan True Love?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar