Masa-masa SMA adalah masa yang dianggap sebagai masa
paling indah dan berkesan. Di masa inilah, seorang remaja dianggap sudah mulai
beranjak lebih dewasa. Tak heran, banyak orang sering mengaitkan masa-masa SMA
dengan kisah kasih atau masa-masa yang penuh kisah percintaan. Banyak orang pun
berharap dapat menemukan cinta sejatinya di masa SMA ini, seperti yang sering
dikisahkan dalam cerita-cerita roman atau film.
Pendapat
khalayak tersebut nampaknya sudah nancep di
pikiran Jude, yang baru saja mengenakan baju putih abu-abu. Dia mulai
meraba-raba apa yang akan terjadi pada masa-masa SMA-nya nanti. Mungkin akan
ada banyak kisah cinlok alias cinta lokasi, atau malah sebaliknya? Who knows? Just let it flow saja.
Kehidupan
SMA yang baru, akan segera dia rasakan sesaat setelah bunyi bel masuk berbunyi.
Setelah melewati MOS dan segala tetek-bengek-nya,
akhirnya dia dapat bernafas lega karena kehidupan SMA yang sesungguhnya akan
segera dimulai. Namun, saat menjalani hari pertama di sekolah, rasanya sangat flat dan waktu jadi terasa berjalan
sangat lambat.
“Di
sini ada banyak organisasi dan kita bisa aktif di salah satu atau beberapa
organisasi. Hmm... tapi kenapa aku jadi galau begini ya? Apa karena terlalu
banyak pilihan?” ujar Devi yang duduk di sebelah Jude. Wajahnya tampak bosan
dan bingung. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu.
“Jadi,
sedari tadi kamu nggak mendengarkan
materi pembelajaran?” Judea balik bertanya.
“Dengar
sih dengar, tapi nggak terlalu
konsentrasi juga karena semuanya membosankan. Aku bingung mau ikut organisasi
yang mana. Kamu sudah ada gambaran belum?”
“Kalau
aku sih, mau aktif di organisasi kerohanian saja. Hehehe.”
Itulah
pilihan yang telah dibuat oleh Jude. Si gadis berambut panjang tersebut memilih
untuk aktif di sebuah organisasi kerohanian. Organisasi itulah yang
mengakrabkan dirinya dengan kakak-kakak kelas. Tidak ada perasaan spesial dari
dirinya kepada senior cowok di organisasi tersebut. Tetapi ada seorang senior yang
sepertinya mempunyai perasaan spesial kepadanya. Nama senior itu adalah James. Semenjak
mereka terlibat obrolan yang cukup hangat di acara ulang tahun sekolah,
nampaknya ada sebuah ‘rasa’ yang menusuk hati James.
Semenjak
kejadian tersebut, kehidupan Jude berjalan seperti biasanya. Namun, ada yang
sedikit berbeda. James mulai melakukan PDKT.
Tetapi, nampaknya Jude tidak terlalu merespon hal tersebut. Dia hanya
menganggap James sebagai kakak kelas yang teladan. Sampai pada akhirnya, ada
seorang senior lain yang lebih berhasil meraih hati Jude dan mereka pun jadian. Karena James tahu Jude sudah jadian, dia mulai mundur perlahan,
menjaga jarak dan tidak menghubunginya lagi.
Beberapa
bulan berlalu, kehidupan Jude berubah. Dia dan cowoknya break up. Namun, yang membuat heran adalah James datang dan kembali
masuk dalam kehidupan Jude. James memang tidak pernah secara frontal berusaha
untuk mengambil hatinya atau menunjukkan rasa yang dipendamnya terang-terangan.
Dia pun terkadang terkesan jaim.
Tetapi, bentuk perhatian dan rasa yang diberikan kepadanya sungguh dirasakan
berbeda. Cewek itu peka. Sebagai cewek, Jude tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Setahun
hampir berlalu dan James akan segera pergi ke luar kota untuk melanjutkan
studinya. Selama itu pula, tidak pernah ada kepastian dari James akan
perasaannya kepada Jude. Jude pun tidak pernah menuntut penjelasan atau
kepastian apapun meskipun akhirnya, dia mulai membuka hati untuk James.
Aku
tahu ini bukan rasa kepedean atau
ke-GR-an. Aku tahu sebenarnya dia menyukai aku. Untuk apa dia mau repot-repot
pinjam buku ke rumahku yang jauh? Untuk apa dia mau repot-repot jemput aku ke
pesta ulang tahun? Untuk apa juga dia mau repot-repot mbeliin oleh-oleh dari luar kota dan mengantarkan ke rumahku? Tapi,
kenapa dia nggak pernah mengatakan
perasaannya kepadaku? Apakah dia sudah berkomitmen untuk nggak berpacaran dulu? Hati Jude terus bertanya-tanya, bahkan
sampai saat ini. Yang membuatnya bingung sampai sekarang adalah mengapa James
tidak pernah mengatakan perasaannya kepada Jude.
“Jujur
saja, sekarang aku sudah punya perasaan sama dia. Tapi sebagai cewek, aku nggak mungkin mengungkapkan hal ini
kepadanya,” curhat Jude kepada Sinta, sahabatnya.
“Hmm...
Sulit juga ya, kalau ada di posisimu. Kamu sabar saja. Mungkin dia memang
menyukaimu, tapi dia nggak ingin
kehilanganmu. Makanya, dia nggak
pernah ngungkapin perasaannya ke
kamu,” kata Sinta.
Jude
merasa kata-kata sahabatnya cukup masuk akal dan benar.
Hari
itu pun tiba. James sudah pergi ke Jakarta. Kepergiannya hanya menyisakan
sebuah rasa yang tak pernah terungkap dan bisa jadi tidak akan pernah terungkap.
Meskipun dia sudah berjauhan dengan Jude, dia tetap berusaha menghubungi Jude
dan mereka tidak pernah lost-contact
sampai detik ini. Jadi, inikah yang dinamakan True Love?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar